Saturday, June 28, 2008

Saat Tuhan Jadi Jastifikasi...

Tuhan, semua orang yang percaya pada Mu sangat menghormati dan tunduk pada titah-Mu. hanya Kaulah penentu baik dan buruknya tindak tanduk tata dan titi manusia.

Tuhan, Kau menjadi tujuan semua manusia hidup. semua detak hidup, prilaku, hidup dan matinya untuk Mu seorang.. tapi kadang manusia menjadikan Mu jastifikasi atas prilaku buruk dan baiknya orang lain.

Bukankah, saat orang melakukan satu hal demi-Mu hanya Kau yang tahu? bahkan Kau sarankan agar tidak diketahui manusia lain? bahkan nabiMu mengibaratkan saat tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh tahu? tetapi manusia kadang bangga dengan kebaikannya dan menutupi kebaikan orang lain atas dasar "nama-MU".

Bolehkah manusia saling menghujat memperebutkan "nama-Mu" dan siapa yang paling iklas berbuat untuk-MU? bahkan menafikan prilaku positif karena tidak atas nama-Mu? atau menghujat demi nama-Mu, merendahkan demi nama-Mu? lantas orang yang terhujat berbuat untuk nama siapa? bukankah yang terhujat juga mengatakan bahwa apa yang dia lakukan adalah demi Kau Tuhan??? tapi mereka tidak mampu mengatakan itu.. karna teringat pesan Nabi-Mu, agar menutupi kebaikan dan jangan ungkit-ungkit karena itu akan menjadi Riya...

Kau Maha Adil dimana keadilan dunia semua, Kau maha melihat dimana manusia hanya memandang sebelah mata,Kau maha sempurna diatas kerendahan jiwa manusia, Kau maha segala maha...

Tuhan, tunjuk aku satu pijar terang, disaat kegalauan menghuni relung jiwaku. tunjuk aku jalan indahmu disaat aku tersesat entah dimana.. tunjuk aku indahnya namaMu dimana hati akan tenang bersamaMu...

Tuhanku, sesungguhnya aku, jiwaku, ragaku, solatku, prilakuku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Mu.. kuserahkan semuanya untuk Mu dengan penuh cinta dan harap... lindungi aku dari semua sifat buruk yang kau kutuk.. aku berlindung dengan nama indah Mu dari semua prilaku negatif yang menjerumuskanku ke dalam lubang hina..

Tebet, 29 Juni 2008
My Mind is gone..

Friday, June 27, 2008

Kebebasan atau ekspresi kegalauan?

Tepaku aku melihat betapa indahnya Tuhan ciptakan dunia, betapa sempurnanya ciptaan-Nya, menunjukan betapa agung-Nya Dia, betapa mulianya orang yang dengan senang hati menjaga amanah-Nya.

akankah naluri manusia mulai kacau? dikala ekspresi kebebasan menjadi senjata utama untuk menaklukan kodrat? tahukah bahwa dunia tak abadi?. akankah pernah terpikirkan bahwa kebebasan berekspresi bukanlah cara untuk mencari pembenaran atas semua prilaku salah kita?

Disebuah dusun kecil diceritakan sesosok anggun pria dengan berbagai perhiasan wanita melekat di badannya, tergambar jelas rasa percaya dirinya melenggang bak tidak pernah terfikirkan bahwa dahulu dia sesosok laki-laki tampan.

Sesaat ku berfikir bahwa itulah kebebasan berekspresi, Hak Asasi Manusia.. yaa itu logis dan dapat dipahami oleh semua orang yg merasa bahwa akal dan kebebasanlah patokan dasar benar atau salahnya prilaku manusia. tapi apakah sampai disitu? kebenaran menurut siapa? kebebasan dalam persepsi siapa?

ahh.. entahlah .. aku tidak mengerti paradigma itu. dan otak ku yang "kerdil" pun tidak dapat menerima itu. lebih baik aku melihat televisi, tapi aku pun terkejut karena dengan jelas semua stasiun televisi dengan bangga memperlihatkan kesuksesan orang-orang yang "aneh". ooohh... pendidikan yang sangat baik untuk anak-anak sekarang. akankah bangsa ini akan diarahkan kepada kehancuran? tapi apakah bangsa ini akan rusak oleh mereka? aku pun tetap tidak menemukan jawaban..

yaaa... Indonesia, karena dari awal berdirinya sampai sekarang tidak pernah ku mengerti prilaku warganya. semua terselubung kabut keaneka ragamanan prilaku aneh.

Friday, June 20, 2008

Dalam galau ku coba berfikir

Manusia ditakdirkan untuk hanya mampu berbuat, mencoba merangkak dalam ketidak berdayaan, mencoba bangkit dalam kelemahan. meski semua orang menganggap itu nista..

Yaa ... manusia hanya mampu untuk mencoba, agar tahu apa itu baik atau tidak, apa itu diterima atau malah di dihina.

Yaa ... semua manusia menyadari, bahwa ada kekuatan diatas yang tidak mampu dilampaui oleh kemampuan humaniti manusia.

Yaa ... karena memang hidup harus tetap jalan, meski ada kerikil tajam menghalang, meski ada rasa sakit mendalam, meski karena niat baikmu akan dibuang.

Yaa ... karena aku hidup dibawah himpitan dusta, dimana tidak semua orang akan mengharap kehadiran ku, karena aku dianggap akan menghancurkannya.

Yaa ... karena aku memang ditakdirkan untuk kembali kepada duniaku dimana tidak ada lagi dusta yang tersimpan, tidak ada lagi kebohongan yang terpendam, tidak ada lagi ketakutan yang menghantui ku.

Yaa ... karena manusia hanya mampu melihat sebelah mata, dimana harga dirinya lebih tinggi dari pada menghormatimu. karena tidak ada manusia mau jatuh karena kehormatan orang lain.

Yaa ... karena ego manusia bertengger dan karena keselematan penting baginya, sehingga siapapun akan dikorbankan demi mendapat keselamatan.

yaa ... karena aku tidak tahu harus menulis apa dalam keadaan seperti ini, karena hanya doa yang mampu mengilustrasikan kegalauan jiwa di bawah payung hitam.