Tuesday, February 28, 2006

aku menjerit ...

pagi ini matahari bersinar panas, langit pun cerah tak ada segumpal awanpun menutupi. sepertinya musim semi mulai ada, setelah sekian lama dirundung kabut, mataharipun perlahan menampakan kegagahanya mengusir dingin, kabut dan kemalasan yang menyelimuti. kadang semua dari kita berfikir, kapan musim dingin ini akan berahir, sudah lama kangen dengan air dingin. mandi tengah hari dan lain-lain.

rasanya kekangenan itu sama dengan kangennya aku sama blog ku.. yang lama gk pernah ku urus. seakan begitu saja ditinggalkan. setelah ujian selesai, ternyata makin susah manage waktu, terlalu bnyak waktu terbuang begitu saja, dari siang malam atau sore sekalipun, tak ada kehidupan dan aktivitas yang `mutu` untuk dilakukan. selain baca buku-buku bekas yang ku beli dari cairo book fair 2006, ahir januari kemaren.

mungkin karena masiah terpukul dengan meninggalnya ayahandaku tercinta. saat ujian berlangsung, serasa rontok dan putus seluruh urat saraf, orang yang paling aku idolakan setelah nabi itu meninggalkan aku. "takdir" kalimat klasik yang selalu menghiburku. semua sudah digariskan allah, dalam suratan takdirnya. manusia bagai boneka yang menunggu usam. dan menunggu giliran untuk di musnahkan. sakit hati ini, selain aku merasa belum berbakti sama sekali ke beliau, aku merasa bahwa aku belum siap untuk kehilangan figur. aku masih butuh satu figur bapak yang ku banggakan. figur bapak yang pantang menyerah, figur bapak yang penuh kasih sayang dan pengertian, figur bapak yang low profile, mau dikritik dan mau meminta pendapat pada anaknyal. figur yang hanya aku dan dia yang mengetahui kelemahan masing2 dan kekurangan masing2.

memikirkan nasib, sama dengan meminum minuman memabukan, terlena dan tenggelam dalam mabuk, tanpa memikirkan effect sesudahnya. yang aku pikirkan adalah bagaimana melangkah dengan sebelah kaki sampai garis finish, dengan sedikit tongkat kecilku yang ku jadikan penyanggah agar tetap berdiri tegak. perlahan perlahan.. bagai semut merayap di ujung akar sampai ujung pohon tertinggi. meski membutuhkan ribuan jam, tetapi ahirnya akan sampai ke tujuan kita.

tetapi mata harus selalu terbuka, siapa kira ada tikus lewat pohon dengan tujuan yang sama, agar dapat menghemat banyak waktu dan sampai tujuan lebih cepat.

Tuhan... aku tau Kau lebih tau kau yang mengatur semua ini, keyakinanku akan kasih sayangmu pada hambamu melebihi keberanianku sendiri. seperti orang lemah yang duduk disamping raksasa, akan merasa lebih kuat dari sebelumnya, karena dia punya dorongan psikis dari sang raksasa. dan Kau maha raksasa, maha kuat, maha besar, maha segala maha.

waktu menunjukan jam 13:51 matahari makin terasa panas. berita kompas, republika dan media indonesia terbaca sudah. hanya berita berita biasa yang menjadi cerita sarapan pagi kita. mengenai konflik politik, korupsi, lawatan presiden, pulau bidadari yang diambil orang asing. dan hal-hal yang sepertinya tidak pernah berahir dalam percaturan hidup. seperti sudah menjadi bumbu penyedap dalam masakan

berita di TV pun begitu-begitu sajah..

kenapa ini ?? semalas-malasnya kemalasan..