Monday, March 18, 2019

Susu bukan segalanya

Ini ilustrasi dari makanan dengan 4 bintang
Dari pengamangatan intejen mengatakan bahwa, gencarnya iklan susu ternyata berdampak pada paradigma emak-emak dan orang tua zaman now menganggap susu adalah segalanya, anak gk mau makan di kasih susu, bereess. ada juga pemikiran "agar anak sehat harus dikasih susu," sehari segelas sama dengan makan 1 piring lengkap dengand daging, sayur, buah dan lain-lainnya.. hebat sekali susu ini.. kata iklaaann.. ðŸ˜ŽðŸ˜Ž

Padahal kita semua mengetahui bahwa semua mahluk mamalia termasuk manusia memiliki fase mendapatkan nutrisi cair dari susu, tapi hanya ada satu susu yang tepat untuk mereka, yaitu Air Susu Ibunya masing-masing. sampai pada masa dimana mahluk mamalia harus disapih, setelah itu asupan nutrisinya melalui makan, atau nutrisi padat.

Siklus menyusui pada manusia yaitu 0-6 bulan ASI Ekslusif alias ASI thok, hanya ASI saja, the one and only. Baru setelah 6 bulan bayi mulai diberi makanan padat dengan tetapi tetap disusui sampai usia bayi 2 tahun. setelah itu disapih. Baru fase berikutnya adalah fase dimana manusia membutuhkan makan, makanan bervariasi dengan 4 bintang, bahasa kerennya gizi seimbang. katanya ahli gizi..(lihat pd gambar tentang makanan dengan 4 bintang)

Fase seperti ini sebenarnya tidak hanya terjadi pada manusia, tetapi semua mahluk mamalia yang hidup secara alami, tengok lah sapi, kerbau, dan lain-lain, setelah fase menyusui selesai maka dia makan, tidak pernah kita melihat sapi dewasa menyusu ke ibunya, bahkan kalau pun dia sapi berjenis kelamin jantan, #ehhh..


Tetapi kita sudah kadung dicekoki doktrin 4 sehat 5 sempurna selama berabad-abad, eh bertahun-tahun, maksudnya, hehe.. sehingga merubah paradigma "susu penting bagi manusia, dari lahir sehingga lansia" memang agak susah. 

Bertahun-tahun sudah, propaganda 4 sehat 5 sempurna dihapuskan, tetapi sampai detik ini masih banyak yang tidak tahu, entah kenapa.. Padahal jargon gizi yang sekarang ada adalah makan bener, yaitu makan dengan gizi seimbang. Ketika anak adam mulai menginjak tepat 6 bulan, disarankan makan makanan dengan 4 bintang, yaitu terdiri dari makanan pokok, protein hewani, kacang-kacangan, juga buah dan sayur. keempatnya itu ada dalam tiap porsi makanan.

Ada beberapa hal kenapa susu formula tidak perlu lagi untuk kita konsumsi; pertama, dalam susu ada satu gula husus yang ada hanya di susu, gula itu bernama LAKTOSA, gula susu ini hanya dapat dicerna jika ada satu enzim bernama LAKTOSE, enzim percerna ini kadang tidak diproduksi dalam tubuh manusia kecuali pada beberapa kelompok atau tempat yang sudah mutasi genetis.

Jika tidak ada enzim percernannya, maka laktosa itu tidak bisa dicerna tubuh, sehingga membahayakan kesehatan anak karena cukup tingginya prevalensi intoleransi laktosa akibat konsumsi susu di kalangan anak usia sekolah di Indonesia (copas dari GKIA)

Lalu apa bedanya dengan ASI? ASI juga kan susu, berarti gulanya juga laktosa?

Pertanyaan bagus, (entah siapa yg nanya, haha), hebatnya ASI, selain membawa zat-zat yang dibutuhkan manusia, ASI membawa serta zat pencernanya, alias enzimnya. Maka Bayi yang disusui tidak intoleransi laktosa susu ibunya, karena ASI membawa serta enzimnya yang membuat bayi dapat mencerna laktosa dengan baik..

Kedua, susu formula juga mengandung alergen yang meningkatkan risiko alergi, dan serta risiko kontaminasi susu yang tidak ditangani dan disimpan secara tepat yang berdampak pada kejadian penyakit yang dihantarkan melalui makanan. (copas dari GKIA).


Jadi setelah disapih manusia gk butuh susu?

Betuul sekali, tidak membutuhkannya.. manusia setelah itu butuh makaan makaan makaan.. selayaknya mahluk mamalia lain..

Trus apa lagi?

Udah gitu aja, mohon dikoreksi kalau salah..

wasugi

No comments: