Wednesday, March 06, 2019

Bagaimana Saya Terjun di Dunia Menyusui (1) : Berawal dari Ketidaktahuan


Tahun 2006 silam, saya memutuskan pulang ke Indonesia, setelah 5 tahun berkelana di Mesir. Kadang sebagai mahasiswa al-Azhar, kadang sebagai penjual tempe, kadang jaga warnet, kadang tukang numpang makan di rumah Maman KPJ, bantuin ngabisin makan di rumah makan Delli milik bang Rozel, ya yang penting bertahan hidup di negeri Firaun, lah.

Pada akhir Mei 2006 saya sudah berada di Jogja, waktu itu lagi lewat, kebetulan lagi mengurus berkas calon mahasiswa baru dari Gontor. Waktunya tidak lama setelah gempa dahsyat. Sebenarnya saya menawarkan diri untuk menjadi relawan, tp tidak tahu harus mengerjakan apa? melihat posko Gontor, udah penuh oleh alumni. akhirnya saya hanya mampir di kosan Lubis Budianto, seorang legenda X-KDR.

Pagi menjelang siang, waktu itu matahari malu-malu untuk menyapa umat manusia tiba-tiba "nit nit, nit nit," Nokia 7210 saya berbunyi, seorang kawan yang saya kenal melalui aplikasi chating Yahoo Messanger (YM) mengirim saya SMS, sebut saja namanya Ocha, sebuah nama panggilan.

Ocha dahulu saya kenal sebagai mahasiswa Kedokteran Gigi di UI. komunikasi kami hanya lewat YM atau mIRC. Sampai Allah takdirkan saya memiliki HP, barulah bisa melalui SMS.

Dalam SMSnya dia mengajak untuk menjadi Relawan Laktasi di Gempa Jogja dan Klaten. Antara senang akhirnya bisa jadi relawan, dan bingung karena saya tidak tahu artinya laktasi. Bagaimana bisa tahu, saya tidak mengenal istilah medis, baru pulang dari Kairo, belum menikah, dan masih sangat muda lah, waktu itu umur saya masih 25 tahun.

"Laktasi itu menyusui, Bang," Jawab Ocha singkat. Mendengar jawaban itu saya agak kaget, bingung, dan merasa aneh, hati kecil saya berkata "Apa hubungannya bencana gempa dengan menyusui?," Saya husnudzon dan yakin yang dimaksud Ocha adalah "Bagi-bagi Susu Formula untuk bayi."

"Tapi ada pelatihannya dulu bang," lanjut Ocha dalam SMS berikutnya, "katanya sih sekitar 6 hari, trus nanti baru dikirim ke Jogja dan Klaten," jelasnya rinci.

Untuk bagi-bagi susu saja harus ada pelatihan 6 hari, tidak boleh bolos dan di Jakarta. Ini membuat saya berfikir keras tetapi juga senang.  karena hatiku berkata "Pasti nanti saya jadi salah satu manajernya." bagi saya ini akan jadi pengalaman yang keren, dapat kerja langsung jadi manajer, perusahaan Jakarta pula. kece badaii...

"Tapi ini mendadak bang, hari Senin besok kita mulai, pelatihannya di Wisma Guru, Tanah Abang, jam 08.00 harus sudah ada disana, langsung absen dan mulai pelatihan, kira-kira bisa?" Tanya Ocha untuk memastikan kesanggupanku, tanpa ragu ku balas "Yaa... Bisa, Ocha."

Padahal, waktu itu hari Jum'at, artinya saya harus segera beli tiket ke Jakarta, dan cari tumpangan nginap disana, karena hampir pasti saya tidak mampu bayar hotel untuk nginap 6 hari di Ibu Kota.

Part 2 - Bagaimana Saya Terjun di Dunia Menyusui (2) : Memulai dengan Kebingungan

No comments: