Wednesday, April 12, 2006

Tangan dan kaki itu berbeda


entah hari ini kok malesnya minta ampun, padahal ujian dah dekat, aduh.. bete neh.. meski kemarin sempet nulis yg gk ngenakeun. yaa lumayan lah, bisa buat wallpaper, dan download tutorial photoshop.
oh iyah nulis sesuatu neh gwe.. lupa postingin.

----------
Tangan dan kaki itu berbeda

Ahir-ahir ini seakan tidak henti-hentinya kita didera `berbagai macam cobaan`. UU Porno, `Omelan` tetangga yang sok ngurus dan revisi UU No.13. bahkan mungkin banyak lagi problem-problem lain yang belum terselesaikan. Korupsi kek, Nepotisme, Papua dan lainnya.

Perbedaan seharusnya tidak selalu disikapi dengan egois, karena toh tidak ada atuh yang namanya kebenaran mutlak. kecuali milik tuhan. tetapi ahir-ahir ini kenapa selalu saja adanya justifikasi kebenaran menururut segelintir orang.

Ahirnya merambat dan menyebabkan terjadinya konflik atau keluar stetment-stetment arogan. `Kalau tidak sama, berarti bukan dari golongan kita, maka dia musuh`. entah kenapa, katanya ingin menjadi bangsa yang terhomat, tapi malah untuk menjadi bangsa yang terhormat kok dengan cara-cara yang tidak terhormat. atau memang inilah proses untuk menjadi bangsa yang demokratis.

Nurani seperti disimpan jauh-jauh, akal sehat seakan dikesampingkan, yang ada malah nafsu. Padahal `katanya` yang membedakan antara manusia dengan binatang adalah akal. lantas kenapa akal tidak bisa memimpin manusia? atau mungkin karena kita tidak bisa membedakan mana ajakan akal dan mana ajakan hawa nafsu?

Demonstasi sebagai media `ungkapan hati` malah dijadikan media pengrusakan, penjarahan dan ekspresi kemarahan. bangsa ini milik bersama bukan? kalau milik bersama berarti milik kita semua. KOK, kita malah merusak milik kita sendiri, padahal kita sendiri yang membuatnya. aneh yah?

Pot-pot bunga itu milik kita, bus-bus itu milik kita, toh tanpa bus kita juga yang merana, tapi dengan jurus 8 tapak naga malah kita rusak, lantas serta merta juga kita menyalahkan pemerintah kalau transfortasi indonesia kurang. sama saja kita memukuli diri sendiri.

Lepasnya Timor timur, tsunami, banjir, longsor dan lain-lain
harusnya sudah cukup untuk menjadikan kita manusia dewasa dan beradab.
kejadian-kejadian itu media introspeksi. bahwa kita memang satu jiwa. berbangsa satu bangsa indonesia. berbahasa satu bahasa indonesia.

Ibarat kita baru lahir, kita akan belajar banyak hal, alam ini mengajari kita. kalau kita jalan tidak memakai sendal takutnya kita kena paku, atau kaki kita akan sakit kena batu. jadi kita harus memakai sendal biar kaki kita kagak ketusuk tuh paku. semakin besar kita, filosofinya juga semakin tinggi, agar dihormati kita harus pintar, untuk pintar kita harus belajar.

Tetapi entah kenapa, kejadian-kejadian di indonesia itu tidak pernah diambil hikmahnya. Menjadi bangsa yang terhormat memang tidak semudah membalik tangan. tetapi, mempertahankan kehormatan harus dengan cara-cara terhormat. ingin dihormati harus menghormati orang lain. karena tidak ada kebenaran itu sendirian. kita kan tahu, yang namanya Hadits mutawatir itu harus banyak orang, kalau satu-satu itu disebut `ahad`.
dan itu tidak bisa menjadi landasan hukum, apalagi kalau `munqothi` (terputus).


Badan itu harus ada tangan, kaki, dan kepala. kalau kurang satu berarti cacat. yang saya tau juga, yang namanya tangan berbeda dengan kaki. :P

-----------

hehehe.. ah udah ah.. cape hehe..

15 comments:

Anonymous said...

Bhinneka Tunggal Ika..
Sumpah Pemuda..
semuanya mengajarkan tentang BERBEDA tapi tetap SATU..
dari kecil ituuu mulu yg diajarin.. tp tetep aja BEDA ga bikin SATU..
mungkin kalo ga dicekokin, didoktrinkan.... baru deh nyadar sendiri??

Ya Allah lindungilah kami..

Unknown said...

INDAHNYA PERBEDAAN..(kayak di spanduk2 di pinggir jalan)

mm..mungkin semua ini merupakan sebuah proses menuju sebuah demokrasi. Dan fase ini, katanya Pak EEP, merupakan fase transisi demokrasi..nah, di fase ini ujungnya ada dua, bisa menjadi negara demokratis atau tidak..dan itu semua tergantung sama sistem yang di bangun pada masa transisi ini..tapi gimana yaaa..wong orang2 aja masih berdebat masalah definisi demokrasi itu sendiri..tapi buat aku, demokrasi bukan segalanya..demokrasi hanya sebuah alat yang sewaktu2 mungkin saja bisa diganti bila ada sistem yang lebih baik lagi..

nice post ^_^

Anonymous said...

aduh, bung... daku setuju. completely! bener deh. tapi gimana ya, knapa byk orang yg ngga mikir? knapa byk org yg masih bingung, ini akal apa nafsu? aah, jangan2 mereka terlalu sibuk dengan 'mempertahankan diri' sampe merenung saja ngga sempet. tp kalo tiap orang 'mempertahankan diri masing2' dan ngga sempet mikir, sapa yg ngurusi indonesia tcinta ya? hhh... *sedih*

ohya, jurus 8 tapak naganya keren tuh! hahahhaaaaa...

L. Pralangga said...

As the mind may have been corrupt, then it may have less or no credibility to order the rest of the part of the body ;)

Timor, Tsunami and perhaps to Taylor [Charles taylor] are some among an abundant example of how the mind has corrupted so the hands and legs are quiting to obey the order :)

Nice to have found your blog and kind regards from West Africa :)

uut, said...

yah emang kayanya negara kita masih sgt sukar bgt utk "dewasa" dan "berdemokrasi",justru yg seringnya terjadi adalah "missunderstand" or "misleading"..

well banyak bedoa deh kali,he he he...

x2nie said...

cuma merunduk no comment, kaleee? :|

Ririn said...

setuju...
jika kita ingin dihormati orang lain, kita harus belajar menghormati.
dan selayaknya segala sesuatu gak diselesaikan dengan anarki :)
TOP BGT ulasan kamu ;)

Sisca said...

Kita memproklamirkan diri sebagai bangsa yg merdeka, sampai saat ini saya tidak percaya..membaca setiap cacat yg justru ditorehkan oleh orang2 yg seharusnya dihormati.

Anonymous said...

aduhh kpn ya saya bisa nulis yg bermutu kya gini? heuheuheu..

ayoo semangat belajar!
:)

Abdul Fattah said...

kumaha kabare kang...

WeSy 'CiCi' said...

aneh! sesama makhluk ciptaan Tuhan mestinya saling mengasihi n menyayangi, tapi ini...kok malah berantem. apa karena sekarang manusia memang tidak punya rasa persaudaraan lagi, jadi saling sakit-menyakiti?! entahlah *geleng2 kepala*

Johanamay said...

Merdeka!!!!
Setuju banget bro, setiap umat beragama dan setiap manusia harus saling mendukung dan menghormati satu sama lain :)

sukses buat ujiannya yach :)

Lili said...

doain ajah deh Indonesianya

Akira's Blog said...

Sabar... sabar... :D
IYa deh. gue juga shock waktu liat ada orang demo kok ngerusak fasilitas umum. Loh? Hubungannya apa gituw loh. Itu kan malah merugikan ndiri sendiri. **Sedih, sedih**

Pian Sopian said...

ahla wa sahlan..makana enggal geura ka indo:D
tos lc teu acan???:)