Tuesday, May 27, 2014

Karena memang kita ini hamba Allah...

Hari ini Jogja relatif lebih lengang, mungkin karena hari kejepit nasional, atau mungkin karena cuaca agak panas jadi para pemotor memilih diam di rumah, atau karena liburan sesungguhnya baru akan jatuh kamis (29/5) jadi hari ini ngerjain tugas kantor/kuliah, agar jumat bisa mbolos. Haha..

Berjalan santai bersama Istri memang selalu menyenangkan, meskipun setiap keluar rumah kami tidak pernah memiliki tujuan pasti, yang penting kami berjalan keluar besama menikmati Jogja yang semakin hari semakin padat, dan sawah adalah destinasi paling menarik, aku selalu takjub melihat sawah, meski aku dilahirkan di pinggir sawah juga sih.. hahaha. Mungkin karena itulah kedekatakan pada sawah selalu menyenangkan.

Manusia memang diciptakan untuk merasakan ketenangan dengan apa yang dirasakan, tak penting apa itu? bahkan hanya dengan sesuatu yang remeh temeh.  Kesenangan itu ibarat bius yang membuat kita terbuai jauh melayang, rasanya tidak bisa terlukiskan oleh kata-kata, apalagi tulisan blog. Tetapi kadang itu memperbudak dan membuat kita lupa bahwa di samping sawah itu ada sungai yang mungkin lebih indah jika mau ku palingkan sedikit penglihatanku..

Yaa sawah.. mungkin aku memang terlalu ortodok untuk menjadikan sawah tempat favorit, jauh disana banyak juga yang diperbudak oleh sesuatu hal yang jauh lebih modern, seperti gadget. Android yang sudah menjadi software open source terfavorit di dunia menjadi dewa baru dan kita tidak segan untuk menghamba padanya. Dulu kita mengenal Nokia sebagai HP sejuta umat, dengan nada dering yang pasti lekat di telinga kita.

Setelah HP dengan sms itu lengser, digantikan oleh Blackberyy, tidak lama menjabat kudeta android pun datang, maka jabatan dewa gadget di gantikan oleh android. Tidak sulit untuk melihat hamba-hamba dan pengikut mereka, cukup kita main ke lampu merah, jika lampu merah menyala, maka kita akan melihat hamba-hamba android mulai merogoh sakunya, lalu membacanya. Tidak sedikit diantara mereka yang tersenyum ketika melihat gadgetnya. Ntah apa dia sadar atau tidak bahwa di samping sawah itu ada sungai lho.. nengoook dong. Hehe.

Tidak cukup saat lampu merah menyala, ketika lampu hijau giliran menyala sekalipun, penumpang motor yang tadi tersenyum tetap menggenggam HP dan melihatnya sambil menjalankan motor. Sungguh unik sekali hamba android ini.

Sungguh ironi memang, kita lebih mementingkan orang yang tidak terlihat daripada kiri kanan kita. Kita lupa bahwa pengguna jalan itu tidak sendirian, dan bahwa konsentrasi saat mengendarai kendaraan bermotor itu jauh lebih penting dari pada penghambaan pada android. Cerita tragis pemotor yang kecelakaan karena menggunakan gadget di jalan bukanlah hal baru, gadget bisa menjadi pencabut nyawa ketika kita menghamba dengan berlebih.

Andai keasyikan kita memainakan android itu kita implementasikan dalam penghambaan kepada Allah. Saat akan sholat, misalnya, kita tersenyum dan menunduk dengan bangga. Lalu ketika ada orang lain lewat kita menjadi acuh, tidak peduli, karena dalam diri kita hanya ada Allah, dimana kita asyik bercengkrama dengan-Nya, menyebut nama-Nya, memohon pada-Nya dan merasakan kehadiran-Nya, mungkin itu yang namanya khusyu’.

Karena sesungguhnya kita ini hamba Allah, bukan hamba android atau sawah..

No comments: