Manusia mengenal Tuhannya jelas dengan berbagai ragam, apapun jalan yg ia tempuh dengan tujuan mengenal tuhan, saat satu teory ketuhanan terbentuk, maka teori itu akan digoyang dengan teori lain yang tidak setuju dengan teori itu.
Tuhan bagisiapapun sangat sakrat, dan sangat luar biasa, tidak bisa dinisbatkan kepada hal-hal realistis, kadang pemahaman rasio pun tidak sama dengan realita, apalagi memahami hal yg sangat super ghoib, bagaimana caranya biar menjadi rasional, jelas membutuhkan satu ilmu yang hebat juga.
Timbul-nya teori itupun dilatar belakangi oleh timbulnya kubu safisto, atau orang yang senang beradu argumen agar menjatuhkan argumen orang lain, seperti itulah filsafat yunani muncul, maka muncul kemudian aristoteles dan lain-lain. bagaimana akal bisa memahami dzat yang maha kuasa itu.
kemudian theory aristo pun disangkal, bahkan dengan sebutan ilmu yg statis, atau ilmu yang terbelakangkan, atau bahasa kerennya ketinggalan zaman.. hehe.. maka timbul ilmu baru yang didukung dengan teori ilmiah dan eksperimen.. meski orang-orang rasionalis lebih memilih "cukuplah bagi kami akal". dan orang ekperiement oriented juga bilang "segala sesuatu tidak bisa hanya bersandar pada akal, tapi harus bersandar pada ekperiment ilmiah"
tapi kemudian mereka sendiri yang meng-counter dengan "semua itu hanya nisbi (realtif) tidak ada hal yang pasti, meski sudah dilakukannya ekspreriment, justru hal-hal yang dihasilkan dengan jalan eksperiment itu hanya menhasilkan nilai relatif meski pada dasarnya itu benar".
theori-teori diatas itu yang membuat aku berkerut dan suntuk memikirkanya, aku paham, bahkan aku bisa menuangkan dalam tulisan simple spt ini, tapi saat aku harus menuliskan dengan bahasa arab, kadang susah, susunan bahasa arab dan indonesia itu jelas berbeda.. makanya harus diapal.. hehe
hari kamis depan aku ujian tauhid. yaa spt yang aku tulis itu, dibuku ini aku belajar bagaimana memahami Sang Kholiq dengan akal.. tidak hanya itu, bagaimana bisa memahamkan orang dengan rasio..
kalau seandainya tuhan itu satu, apa alasannya, kalau seandainya tuhan itu alim (maha tau) maka apa alasan itu, kalau seandainya tuhan itu baqo (abadi) lalu apa alasanya, begitu juga dengan bagaimana Tuhan itu bisa bersatu dengan manusia? apa itu rasional? apa tuhan sama dengan setan atau jin yang bisa masuk ke dalam manusia? heheh ... ini pelajaran lebih susah dari yang dibayangkan.. tebal bukunya 400 halaman, judul bukunya syarhul mawaqif fiilmi al kalam, li sayid asy syarif Ali Ibn Muhammad al-Jurjani, (740-816 H) yang dibahas disini hanya satu mauqif yaitu tentang ketuhanan. di tulis oleh DR. Ahmad al- Mahdi (dosen gwe hehe:).
ya semoga aja besok bisa, gwe dari tadi pagi baca ulang dari awal, ampe searching khulashoh .. heheh.. udah ach.. mo bljr lagi .. cieehh..
No comments:
Post a Comment