Sabar itu seperti obat yang sangat pait
tapi efectnya lebih manis dari madu
Semilir angin malam ini seperti menina bobokan semua orang yang melek malam ini, diiringi gemuruh mobil samar-sama terdengar dari jalan raya. sepi senyap, sesekali terdengar suara serine ambulan, entah polisi atau ambulan rumah sakit.
Jalan ke ruang tamu ku untuk panasin air, kopi, teh atau susu. aku milih kopi, biar gk ngantuk pikirku. sekalian dicampur susu, biar agak kental. waktu itu malam senin, jam 00.00 waktu kamar ku dan sekitarnya. memang waktunya untuk tidur paling enak, ditambah malam ini hawa menjadi sangat sejuk, angin bertiup dari balik jendela kayu. benar-benar sangat nikmat kalau ku pejamkan mata.
tapi aku ingin baca berita dulu hari ini, coba buka komp dulu, sambil ngopi, pertama kubuka republika, terus jawapos, ada berita yang menjadi headline mereka, tentang bocah aceh yang selamat dari tsunami, yang kebetulan memakai baju portugal, lalu diundang kristian ronaldo untuk ke portugal, benar-benar kostum keramat.
Sejenak aku diam, ku coba berfikir, dan mencoba ku pakai logika tuhan untuk memahami realita si bocah Martunis itu. 15 hari dilaut (ada yg bilang 21 hari), hanya makan apa adanya, kalau hujan kehujanan, panas kepanasan. semua seperti mustahil untuk survive dan bisa hidup. mi instant belum tentu ada terus, atau air mineral yang mengambang belum tentu dia temukan. sedangkan dia harus berpegang ke sebuah pohon agar tidak tenggelam.
Aku coba membayangkan perjalanannya... susah sekali sepertinya. tapi dia enjoy dalam keadaan seperti itu, sampai ahirnya ditemukan warga. yaa rob!
Disitulah, prediksi nalar selalu saja menemukan jalan buntu, dimana nalar selalu identik dengan relatifitas, dan tidak bisa memberikan point mutlak. semua hanya kiro-kiro. sedangkan logika tuhan, itulah kemutlakan yang benar-benar mutlak. logika tuhan itu
"jika Dia berkehendak, maka Dia berkata Jadilah! maka, jadilah ia"
berbeda dengan manusia, yang harus mengadakan pengamatan, analisa kemudian eksperimen dan lain sebagainya, dengan hasil relatif. semua bentuk eksperiment itu adalah relatif, karna teorinya mengambil sample dari sebagian hal untuk diterapkan pada seluruh aspek.
Dengan tidak sengaja juga Martunis malah memakai kostum kesebelasan portugal lagi, tidak ada yang mengira kaos itu akan membwa dia jadi jutawan, hanya dengan kaos seharga 30-60 ribu saja. coba dia memakai kaos salah satu partai politik, mungkin akan berbeda ceritanya.
Aku tidak paham sampai disini, misi apa dari potugal itu? Hanya karna si bocah selamat dan dengan memakai kaos purtugal? atau ada misi publikasi media masa? atau misi lain? itu pun relatif, tergantung menilainya dari sisi mana.
yang jelas bahwa itulah logika Tuhan, Dia yang mengatur semuanya, ketidak mungkinan, keanaehan, dan lain sebagainya, agar dijadikanya pelajaran, bahwa tidak ada yang lebih perkasa dari Tuhan. kesombongan, kebanggaan pada diri sendiri hanya akan mengunci mati hati. membutakan mata, menuntun ke jalan gelap.
Sekecil apapun kejadian, pasti ada misi tuhan disana. karna kata "percuma" tidak ada dalam kamus tuhan, yang ada adalah HIKMAH.
No comments:
Post a Comment